Diskusi "Suara Orang Beriman"

Pembicara: Jennifer Epley, Anies Baswedan
Moderator: Trisno S.

Moderator:
Selamat malam. Malam ini kita akan berdiskusi dengan tema yang menarik, yakni “Suara Orang Beriman.” Kita akan berdiskusi dalam dua bahasa, Inggris dan Indonesia. Anda bisa menggunakan bahasa Indonesia saat menanggapi, karena Jenny sudah lama di Indonesia dan saya kira bisa memahami pertanyaan-pertanyaan anda dalam bahasa Indonesia.

Nah, paper Jenny ini nanti akan dipresentasikan dalam sebuah seminar besar di Chicago, April nanti. Jenny ingin mendapatkan masukan dari anda karena fokus yang akan dikaji adalah bagaimana afiliasi keagamaan seseorang dengan partai politik pilihan mereka. Ada beberapa data yang sangat menarik, nanti kita bicarakan. Memang sifatnya masih sangat kasar.

Di samping saya, saudara Anies Baswedan, teman kita dari The Indonesian Institute. Dia akan memberikan komentar-komentar kritis. Saya tidak akan berpanjang-panjang. Saya persilahkan Jennifer untuk memulai. Bisa dalam bahasa Inggris atau Indonesia.

Jennifer Epley:

Terima kasih banyak teman-teman saya yang ikut diskusi ini. Saya mungkin akan berbicara baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Inggris. Saya sudah lama di Indonesia, tapi belum lancar juga. Disertasi saya itu berjudul “suara orang beriman: agama dan partisipasi politik di Indonesia masa kini.” Saya di Jakarta sudah 1 tahun lebih dan banyak sekali mendapatkan dukungan dalam proyek saya. Saya berterima kasih terutama pada Freedom Institute. Juga The Indonesian Institute, LIPI. Saya juga ingin berterima kasih pada Pak Rizal Mallarangeng, Saiful Mujani, dan Pak Silitonga.

Saya juga berterima kasih kepada para asisten saya. Tanpa mereka saya tidak mungkin menyelesaikan proyek ini. Terima kasih kepada Mas Taufik, Saidiman, Afni, Tantowi, dan Sofi. Semuanya bagus. Mungkin kita semua sudah banyak tahu bahwa banyak kegiatan politik di Jakarta. Saya tinggal di Jakpus. Ini adalah contoh demo buruh. Ada juga demo mahasiswa di Freedom Institute juga. Ada berbagai bentuk partisipasi politik. Bisa pemilu, seminar, demo, protes, menyebarkan stiker dan pamplet. Ini satu lagi contoh demo buruh. Biasanya mereka sangat ramah saat saya mengambil foto. Ini contoh kadang demo bisa melibatkan ribuan orang yang ikut serta. Jadi kadang kegiatan politik bisa formal, misalnya pemilu, dan kadang informal.

Pertanyaan topik penelitian saya agak luas. Sebelum saya tidak ada yang meneliti topik ini: kapan, bagaimana, dan mengapa identitas agama penting untuk partisipasi politik. Tahun lalu ada berbagai metode penelitian. Misalnya wawancara, survei nasional, diskusi kelompok fokus, dan observasi langsung. Dalam konteks Indonesia tidak bisa hanya menggunakan metode kualitatif atau kuantitatif, karena ini kurang lengkap atau kurang akurat. Jadi saya coba pakai campuran. Sebelumnya, mungkin ada beberapa definisi agama. Menurut saya dan beberapa penulis, agama adalah suatu sistem kepercayaan, gaya hidup, ibadah dan institusi yang dengannya orang memaknai kehidupan mereka. Jadi fokusnya pada sistem integratif. Bukan hanya nilai-nilai. Maksud saya adalah kepercayaan tentang apa yang bagus dan buruk, apa yang betul atau salah, apa yang diinginkan atau tidak dalam masyarakat. Jadi ada nilai-nilai dalam masyarakat seperti kekuasaan, kekayaan, kesehatan dan lain-lain. Jadi politik itu berarti ada konflik antara nilai-nilai ini. Harus ada pemerintah yang berwenang mengalokasi nilai-nilai tersebut. Jadi agama dan politik itu seperti contoh spesifik dari sebuah konsep yang besar.

Menurut saya, identitas agama ada dua tingkat. Pertama tingkat individu, kedua sosial. Misalnya adalah agama apa yang dianut. Kedua adalah apakah ikut ibadah atau tidak. Frekuensi berdoa, membaca buku agama, menonton program agama dan lain sebagainya. Dan juga ada pendidikan agama. Ini bisa masuk tingkat sosial. Memang ada yang sifatnya pribadi tapi dalam konteks yang lebih umum. Dan terakhir ada ideologi. Misalnya pendapat tentang hubungan antara agama dan politik, atau isu agama dan politik. Satu definisi lagi tentang identitas tingkat sosial adalah keluarga, teman kerja. Apakah frekuensi diskusi agama sering apa tidak. Juga kegiatan-kegiatan dalam suatu organisasi sosial. Aktif atau kurang aktif. Juga apakah ada hubungan dekat atau tidak dengan tokoh pemimpin agama. Partisipasi politik definisinya agak luas juga. Saya akan berfokus pada orang-orang yang mencoba mempengaruhi struktur sistem dan kebijakan pemerintah. Itu konotasi aktif. Saya tidak meneliti yang bersifat pasif.

Ok, jadi itu adalah konteks latar belakang penelitian saya. Tentang masalah hubungan agama dan politik, ada 2 poin. Pertama, agama dan politik bisa menjadi alat untuk kedua-duanya. Ini bisa saling melengkapi, atau bisa berkonflik. Biasanya, dalam partisipasi kedua hal ini berkonflik.

transkrip diskusi unduh

Enjoyed this article? Stay informed by joining our newsletter!

Comments

You must be logged in to post a comment.