Freedom Institute wins int'l award from U.S. foundation

Freedom Institute, lembaga pemikiran yang selama ini dikenal publik intelektual Jakarta melalui koleksi perpustakaan dan penyelenggaraan diskusi-diskusi rutinnya yang aktif, terpilih sebagai salah satu penerima 2006 Templeton Freedom Award Grants dari Atlas Economic Research Foundation. Jaringan think tank terbesar di dunia yang berbasis di Amerika Serikat itu akan memberi Freedom Institute hadiah sebesar US$10,000.

Penghargaan ini termasuk dalam kategori Templeton Freedom Award for Institute Excellence, yang juga diberikan kepada delapan lembaga lain di sejumlah negara. Hadiah akan diserahkan secara resmi pada acara Liberty Forum yang diselenggarakan Atlas pada 20-21 April di Colorado Springs, Colorado, AS.

“Hadiah Templeton Freedom Award diberikan khusus kepada organisasi-organisasi yang sangat menjanjikan, terutama mereka yang bergiat di bagian dunia di mana hanya terdapat sedikit lembaga yang memperjuangkan kebebasan ekonomi, kebebasan individu, dan pemerintahan terbatas yang berdasarkan hukum,” demikian siaran pers Atlas, Selasa (13/3/06).

Atlas Economic Research Foundation http:/www.atlasusa.org, yang berkantor di Arlington, Virginia, didirikan pada 1981 oleh almarhum Sir Anthony Fisher (penasihat ekonomi mantan Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher). Jaringannya mencakup 250 lembaga pemikiran di 74 negara.

Templeton Freedom Award Grants adalah salah satu program yang dijalankan Atlas sejak 2004 dengan dana dari John Templeton Foundation www.templeton.org, yang didirikan oleh filantropis Sir John Templeton pada 1987. Melalui Atlas, yayasan ini sejak 2003 menyalurkan dana bagi pengembangan lembaga-lembaga pemikiran yang memerjuangkan gagasan masyarakat bebas di seluruh dunia.

Menurut Direktur Eksekutif Freedom Institute Dr. Rizal Mallarangeng, penghargaan ini merupakan pengakuan internasional yang patut disyukuri, dan mendorong lembaga yang dipimpinnya untuk semakin giat meningkatkan kinerjanya dalam melayani publik. “Yang penting bukanlah jumlah hadiahnya”, kata Rizal, yang akan berangkat ke Colorado untuk menerima penghargaan ini dalam resepsi resmi yang diadakan Atlas dan Templeton Foundation.

“Yang terpenting, penghargaan dan pengakuan internasional ini bisa dilihat sebagai sebuah permulaan bagi Freedom Institute untuk tumbuh lebih besar dan lebih profesional dalam melayani publik di masa mendatang.

Ia berbesar hati bahwa beragam kegiatan yang telah dan sedang dilakukan oleh Freedom Institute dinilai meyakinkan dan berprospek tumbuh lebih jauh oleh sebuah lembaga besar internasional seperti Atlas.

“Kita berharap di masa depan makin banyak lembaga pemikiran di Indonesia yang meraih penghargaan serupa,” ujar Rizal, yang juga penasihat ahli Menteri Koordinator kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie, pendiri dan penyandang dana Freedom Institute.

Memasuki usia lima tahun, perpustakaan Freedom Institute, yang terbuka untuk umum hingga malam hari, menyimpan koleksi ribuan buku, majalah serta jurnal-jurnal ilmiah dari dalam dan luar negeri. Bekerja sama dengan Yayasan Aksara, CSIS, dan Komunitas Utan Kayu, Freedom Institute juga terus menyempurnakan perpustakaan online bersama www.pustakabersama.net.

Lembaga yang berkantor di Jalan Irian No. 8, Menteng, Jakarta Pusat, ini memberikan Penghargaan Achmad Bakrie, yang diberikan setiap tahun kepada cendekiawan dan ilmuwan Indonesia yang berprestasi luar biasa” di bidang-bidang ilmu sosial, kesusastraan dan kedokteran.

Freedom Institute juga menyalurkan beasiswa bagi pelajar-pelajar yang berprestasi istimewa untuk melanjutkan sekolah ke luar negeri.

Penghargaan Achmad Bakrie yang diberikan sejak 2003 diserahkan setiap bulan Agustus menjelang hari kemerdekaan. Selain itu, setiap dua tahun sekali Freedom Institute memberikan hadiah bagi mahasiswa yang menyajikan ide-ide baru dan segar dalam pemikiran keislaman melalui sayembara penulisan, berupa Hadiah Ahmad Wahib, mengabadikan nama intelektual-reformis yang menulis Pergolakan Pemikiran Islam.

Freedom Institute terlibat dalam sejumlah penelitian, termasuk tentang sentimen anti-Amerika di tanah air. Pada 2004, beberapa intelektualnya seperti Dr. Rizal Mallarangeng dan Dr. Saiful Mujani juga terlibat aktif dalam tahap-tahap perencanaan awal perhitungan cepat quick count hasil pemilu yang terkenal akurat.

Beberapa program lain Freedom Institute adalah penerbitan buku karya ilmuwan Indonesia dan penerjemahan buku-buku pemikiran liberal (10 judul setahun), pelatihan wartawan untuk isu-isu mutakhir ekonomi dan politik (telah berlangsung lima kali), dan “Forum Freedom”, acara talk show yang disiarkan setiap Senin pagi di Kantor Berita Radio 68H yang direlay oleh sekitar 50 stasiun radio di seluruh Indonesia.

Buku-buku yang telah diterbitkan, bekerja sama dengan penerbit-penerbit profesional, antara lain Benturan Peradaban: Sikap dan Perilaku Islamis Indonesia terhadap Amerika Serikat (Saiful Mujani dkk), Sastra Indonesia dalam Enam Pertanyaan (Ignas Kleden), Bila Kapal Punya Dua Nakhoda (M. Sadli), Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an (Thee Kian Wie),Memperkuat Negara (Francis Fukuyama), Asas Moral dalam Politik (Ian Shapiro),Guncangan Besar (Francis Fukuyama), Alexis de Tocqueville tentang Revolusi, Demokrasi, dan Masyarakat (John Stone dan Stephen Mennell). ***

 

Enjoyed this article? Stay informed by joining our newsletter!

Comments

You must be logged in to post a comment.