Otak dan Meditasi

Prof. Dr. dr. Satyanegara, Sp.BS

Semakin hari, semakin banyak orang yang memburu hal-hal yang berbau spiritual seperti meditasi. Teknik meditasi, selain merupakan salah satu seni penenangan diri yang telah dipraktekkan sejak ribuan tahun yang lalu, ternyata juga merupakan seni pemusatan pikiran yang kini telah dipopulerkan menjadi sebuah ilmu pengetahuan dengan dasar penelitian yang akurat sesuai dengan ilmu saraf modern (neuroscience).

Apa yang dimaksud dengan kesadaran, bagaimana struktur susunan saraf manusia, dan bagian susunan saraf mana saja yang berperan dalam meditasi? Pertanyaan-pertanyaan ini agaknya perlu dibahas terlebih dahulu untuk menyamakan persepsi sebelum sampai pada pertanyaan lebih lanjut: bagaimana seseorang bisa mengalami “hal-hal tertentu” selama proses spiritual ini, misalnya pada suatu saat ketika seseorang  melakukan meditasi dengan konsentrasi penuh otak dapat kehilangan kesadaran diri untuk sesaat, sehingga  pikiran dapat dikosongkan dari semua hal yang menarik maupun mencemaskan.

Selain itu juga terjadi perubahan persepsi tubuh sehingga sesorang tidak lagi merespons rangsangan dari lingkungan, perubahan kerja organ-organ dalam tubuh seperti detak jantung melambat, pernapasan menjadi tenang, bahkan pada tingkat lanjut irama denyut jantung dan irama keluar masuknya nafas dapat dikoordinasikan.

I. Definisi

Otak adalah pusat pengatur segala aktivitas tubuh. Ia merupakan pusat susunan saraf yang berfungsi mengatur manusia untuk beraktivitas secara normal, mencakup kesadaran, panca indera, intelegensi, akal, emosi, serta mengatur perlindungan diri sendiri dari ancaman atau bahaya, dan pusat pengaturan rasa nyaman.

Sedangkan, meditasi adalah proses pemusatan pikiran dan perasaan untuk mencapai “sesuatu”. “Sesuatu” itu dapat berupa nuansa ketenangan atau kebahagiaan. Kondisi meditasi menunjukkan suatu keadaan konsentrasi yang sangat terfokus, sehingga seseorang dapat mengontrol aktivitas susunan saraf pusatnya, termasuk daerah pengatur aktivitas saraf otonom. Meditasi diidentikkan dengan suasana hening, diam, tidak ada gerakan, duduk tegak, mata terpejam, dan lain-lain. Itulah gambaran dari seseorang yang melakukan pemusatan konsentrasi saat meditasi

II. Anatomi susunan saraf manusia

Sama halnya dengan jika seseorang ingin hidup di daerah yang baru, ia harus mempelajari dahulu nama-nama lokasi dan nama jalan di daerah tersebut. Maka pada bagian ini kita akan membahas beberapa lokasi/ bagian yang terdapat pada susunan saraf manusia. Susunan saraf manusia dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu:

  1. Susunan saraf pusat, dan
  2. Susunan saraf tepi (perifer)

II.1. Susunan saraf pusat

Susunan saraf pusat manusia terdiri dari otak dan medula spinalis. Masing-masing dilindungi oleh tulang tengkorak dan kolumna vertebralis. Susunan saraf pusat merupakan sistem sentral pengontrol tubuh yang menerima, menginterpretasi dan mengintegrasi semua rangsangan/stimulus, serta menyampaikan impuls saraf ke otot dan kelenjar.

Secara garis besar otak manusia dapat dibagi sebagai berikut:

1. Otak besar, terdiri dari:

a. Telensefalon

Merupakan bagian terbesar otak manusia. Dibagi menjadi 6 lobus yaitu lobus frontal, lobus parietal, lobus temporal, lobus occipital, lobus sentral dan lobus limbik. Lobus frontal berhubungan dengan penciuman, konsentrasi, bicara, dan penentuan sikap (attitude), dan daerah pembentukan watak kepribadian manusia. Pada manusia normal, otak yang befungsi dominan adalah otak kiri, maka pada lobus frontal  kiri juga, terdapat pusat bicara motorik. Di bagian belakangnya adalah daerah pusat pergerakan kaki, tangan lidah, wajah, dan mata.

Sedangkan pada bagian depannya ada bagian yang dinamakan korteks prefrontal. Bagian otak ini adalah bagian yang menentukan apakah suatu tindakan akan kita laksanakan atau tidak. Selain itu bagian ini juga berperan penting dalam hal konsentrasi dan perhatian dalam berpikir.  Lobus temporal berperan dalam proses pendengaran, pusat ingatan, dan pemahaman kata-kataPada otak kiri, di daerah ini terdapat pula pusat bicara sensorik, yaitu pusat untuk menangkap atau mengerti ucapan atau kata-kata orang lain. Lobus parietal merupakan pusat deteksi adanya rangsangan dari luar tubuh, juga pusat pemahaman terhadap rangsangan tersebut.

Dengan kata lain, bagian ini merupakan pusat penerima “rasa” dari bagian-bagian tubuh. Lobus occipital berperan dalam proses penglihatan dan pemahaman visual.

Dalam hal ini dapat diibaratkan sebagai layar televisi dengan mata sebagai kameranya Lobus sentral berperan dalam mengatur aktivitas organ dalam tubuh. Kemudian, lobus limbik. Limbik berasal dari bahasa Latin “limbus” yang berarti lingkaran, cincin, batas. Lobus ini berfungsi untuk mengatur perasaan manusia (senang, sedih, marah, takut), mengontrol insting / naluri (misalnya kita tidak serta merta memukul seseorang yang tidak sengaja menginjak kaki kita), dan merekam memori baru (pengalaman atau suasana tertentu).

b. Diensefalon

Diensefalon dapat dibagi menjadi empat daerah, yaitu thalamus, hypothalamus, epithalamus dan subthalamus. Thalamus, ‘’tempat singgah’’ (relay) yang besar dalam otak manusia, menampung semua sinyal-sinyal dan informasi yang akan menuju ke otak besar, misalnya informasi dari kulit, organ dalam tubuh, otak kecil, dan sebagainya. Informasi tersebut dapat berupa rangsangan nyeri, suhu, sensasi posisi tubuh, dan sebagainya. Selain itu thalamus juga menampung menampung segala informasi mengenai suasana atau isi pikiran manusia, sebelum informasi-informasi ini diteruskan ke bagian-bagian lain korteks serebri. Sehingga semakin kita terbenam ke dalam pemikiran tentang suatu objek khusus, thalamus akan semakin aktif bekerja sehingga memungkinkan seseorang untuk berpikiran, bersikap dan berperilaku sedemikian rupa untuk mewujudkan apa yang dikehendakinya.

Hipothalamus berfungsi untuk mengontrol nafsu makan, nafsu seksual (libido), ekspresi emosi, berperan dalam siklus tidur-bangun, reward and punishment, juga  mengatur kepentingan biologis lainnya seperti pusat saraf otonom, hormon, suhu, dan keseimbangan cairan tubuhKemudian salah satu fungsi epithalamus yang penting adalah mengatur siklus bangun-tidur. Siklus ini dipengaruhi oleh hormone melantonin yang dihasilkan oleh pineal body, salah satu bagian dari epithalamus. Tidak kalah penting, subthalamus ternyata berperan dalam mengatur koordinasi gerakan otot kita.

Pada hipotalamus terdapat bermacam-macam nukleus (inti saraf) yang masing-masing memiliki tugas tertentu. Diantaranya yang mengatur sistem saraf otonom adalah nukleus anterior dan posterior. Perangsangan pada nucleus anterior aktivitas parasimpatiknya meningkat. Sebaliknya, perangsangan pada nucleus posterior dan lateral aktivitas simpatiknya meningkat.

*unduh makalah Prof. Dr. dr. Satyanegara, Sp.BS

Enjoyed this article? Stay informed by joining our newsletter!

Comments

You must be logged in to post a comment.