Workshop Jurnalis Ketujuh

"Workshop jurnalis ketujuh" Selama dua hari (9-10 Juni), Freedom Institute menyelenggarakan pelatihan wartawan media cetak dan elektronik. Ini adalah pelatihan ketujuh sejak program ini pertama kali diadakan tiga tahun silam. Acara ini diikuti sekitar 25 peserta dari berbagai media cetak dan elektronik, seperti MetroTV, SCTV, Anteve, Kontan, Tempo, KBR 68H, Radio Elshinta, Business Week, Media Indonesia, Rakyat Merdeka, dan Indopos. Workshop kali ini mengambil tema "Kebijakan Kompetisi dan Ekonomi Pasar di Indonesia" dengan memberikan tekanan pada tantangan globalisasi.

Pada hari pertama, workshop ini diisi oleh dua pembicara, yakni Dr Rizal Mallarangeng dari Freedom Institute yang berbicara tentang globalisasi dari perspektif politik, dan Dr Arianto Patunru dari LP3EM-UI yang banyak menyoroti dampak ekonomi dari globalisasi.

Baik Rizal maupun Arianto sepakat bahwa globalisasi adalah proses yang tak bisa ditolak. Globalisasi adalah sebuah proses penting yang turut berperan dalam menggenjot pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat. Dengan memberikan banyak bukti yang ditampilkan lewat powerpoints, Rizal mengkritik para penolak globalisasi yang menurutnya terlalu dikuasai oleh semangat nasionalisme yang sempit.

Hari kedua diisi tiga pembicara utama, yakni Dr M. Chatib Basri dari LP3EM-UI, Dr. Pande Raja Silalahi dari CSIS, dan Ningrum N. Sirait dari KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha). Ketiganya berbicara tentang isu seputar proteksi dan kebijakan persaingan usaha.

Chatib Basri mengatakan bahwa kebijakan proteksi kerap kali "dimainkan" oleh para penguasa dan pengusaha dengan mengatasnamakan rakyat, padahal sesungguhnya adalah demi melindungi kepentingan bisnis mereka sendiri. Workshop ini terselenggara atas kerja sama Freedom Institute, Friedrich Naumann Stiftung, dan German Technical Cooperation (GTZ).

 

Enjoyed this article? Stay informed by joining our newsletter!

Comments

You must be logged in to post a comment.