M. Dawam Rahardjo
Jakarta: Freedom Institute, 2012
Setelah menempuh modernisasi yang bersumber dari Mohammad Abduh, Dunia Islam telah membangun perguruan tinggi. Demikian pula, banyak generasi muda muslim yang belajar ke perguruan tinggi di Barat. Namun, hingga kini, umat Islam belum memiliki landasan epis-temologi yang kuat. Selam ini, epistemologi Islam, sebagaimana dijelaskan oleh Nasr Hamid Abu Zayd, masih menganggap bahwa ilmu pengetahuan Islam itu adalah ilmu yang bersumber dari wahyu yang pada akhirnya melahirkan ilmu kalam, ilmu fiqh dan ilmu tasawuf. Ilmu-ilmu itu dalam pandangan M. Dawam Rahardjo, tidak bisa dijadikan sebagai landasan pembangunan peradaban modern. Menyelidiki epistemologi atau filsafat ilmu dalam Islam sebagaimana yang telah dilakukan oleh Muhammed Abied al-Jabiri, Muhammed Arkoun, Ali Harb, Nasr Hamid Abu Zayd dan para pemikir kontemporer dunia Islam lainnya merupakan keniscayaan yang sangat mendesak. Kajian kritis terhadap teks harus mengalami seleksi yang sejalan dengan epistemologi modern.
Berdasarkan tinjauan yang berpedoman kepada al-Qur'an dan al-Sunnah, M. Dawam Rahardjo dalam buku ini tidak sekadar mengembangkan epistemologi Islam versi al-Jabiri--epistemologi burhani, bayani, dan irfani--tetapi juga menawarkan epistemologi bashari, nazhari dan tarikhi. Rumusan epistemologi baru ini diharapkan akan membawa umat Islam kepada keterbukaan dan pencerahan yang selanjutnya akan memberi landasan kepada pencerahan masalah pendidikan.
Refeksi kritis pemikiran M. Dawam Rahardjo dalam buku ini layak mendapat apresiasi dalam wacana pemikiran Islam, baik di lingkungan akademik maupun masyarakat intelektual secara umum. Buku ini terbit dalam rangka merayakan pluralisme sekaligus menyambut hari kelahiran M. Dawam Rahardjo yang ke 70 tahun.
You must be logged in to post a comment.